Selasa, 04 Agustus 2015

TEKNIK PENGHENTIAN PERDARAHAN, PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN Part 2

Tanda – tandanya :
© Perdarahan tidak hebat
© Keluar perlahan – lahan berupa rembesan
© Biasanya perdarahan berhenti sendiri walaupun tidak diobati
© Mudah untuk menghentikan dengan perawatan luka biasa


C. Apa yang anda ketahui tentang torniket?
Pembahasan :
Torniket adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah dibawahnya terhenti sama sekali. Sehelai pita kain yang lebar, pembalut segitiga yang dilipat-lipat atau sepotong karet ban sepeda dapat dpergunakan untuk keperluan ini. Panjang torniket haruslah cukup untuk dua kali melilit bagian yang hendak dibalut. Tempat yang terbaik untuk memasang torniket ialah lima jari dibawah ketiak ( untuk perdarahan di lengan) dan lima jari dibawah lipat paha (untuk perdarahan di kaki)


Caranya :
Lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki. Lebih baik lagi apabila sebelumnya dialasi dengan kain atau kain kasa, untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain masih perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Caranya eratkan torniket dengan sebuah simpul hidup, kemudian selipkan sebatang kayu diatas simpul tersebut. Selanjutnya diikat lagi dengan simpul mati. Kemudian putar kayu itu seperti memutar keran air untuk mengencangkan torniket. Tetapi jangan diputar terlalu keras karena dapat melukai jaringan-jaringan di bawahnya. Tanda torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut nadi di tempat yang rendah dari torniket dan warna kulit di daerah itu menjadi pucat kekunungan.

Bagian yang ditorniket tidak boleh ditutupi atau diselimuti benda apapun. Biarkan saja dalam keadaan terbuka. Juga tidak boleh dipanaskan dengan cara apapun. Hal ini untuk tidak mempercepat kematian jaringan yang dialiri oleh darah. Setiap 10 menit torniket boleh dikendorkan ( dengan memutar kayunya) selama 30 detik tepat. Selama torniket kendor, luka ditekan dengan kasa steril.

Biasanya dilakukan pada : 
§ Perdarahan hebat
§ Tangan/ kaki putus


Tempat yang baik melakukan pemasangan torniket : 5 jari di atas luka
Jenis tourniquets :

a) Bedah tourniquets
Bedah tourniquets sering digunakan dalam bedah ortopedi .Tourniquet bedah dengan lengan perlindungan ekstremitas dalam persiapan untuk operasi. Bedah tourniquets mencegah aliran darah ke ekstremitas dan memungkinkan ahli bedah untuk bekerja dalam bidang operasi berdarah. Hal ini memungkinkan prosedur pembedahan yang akan dilakukan dengan presisi perbaikan, keselamatan dan kecepatan. Tourniquets yang banyak digunakan dalam bedah ortopedi dan plastik, serta dalam anestesi regional intravena (Bier anestesi blok) di mana mereka melayani fungsi tambahan untuk mencegah bius lokal di dahan dari memasuki sirkulasi umum.

b) Darurat tourniquets
Tourniquets darurat digunakan dalam keadaan darurat pendarahan, kontrol untuk mencegah kehilangan darah yang parah dari trauma ekstremitas. Tourniquets darurat biasanya digunakan sebagai upaya terakhir, terutama dalam aplikasi sipil, karena bisa membunuh jaringan, dan menyebabkan kerusakan ekstremitas bawah.

D. Bagaimana cara anda mengatasi perdarahan pada daerah arteri dan vena?

PEMBAHASAN
Cara mengatasi perdarahan pada arteri dan vena secara prinsipnya sama yaitu dengan cara balut dan tekan, hanya saja pada arteri waktu dan tekanan yang diberikan lebih besar dari pada menghentikan perdarahan pada daerah vena.

Teknik mengontrol perdarahan luar yaitu dikendalikan dengan metode DEPP, antara lain:

a. DIRECT PRESSURE adalah Menekan langsung sumber perdarahan. Teknik ini merupakan penanganan awal saat terjadinya perdarahan yang efektif, idealnya teknik penekanan langsung dapat menggunakan balutan steril untuk menghindari infeksi. Apabila tidak terdapat balutan yang steril dapat menggunakan kain yang bersih. Caranya yaitu tekan bagian yang berdarah tepat diatas luka. Jangan buang waktu untuk mencari penutup luka. Umumnya perdarahan akan terhenti sekitar 5 – 15 menit kemudian. Beri penutup yang tebal pada akan terhenti sekitar 5 – 15 menit kemudian. Beri penutup yang tebal pada tempat perdarahan. Bila belum berhenti dapat ditambah penutup lain, tanpa melepas penutup pertama. Khusus pada alat gerak, setelah melakukan penekanan perlu dilakukan pemeriksaan nadi distal untuk memastika aliran darah tidak terganggu. Bila nadi hilang maka penekanan perlu diperbaiki.

b. ELEVATION (Dilakukan bersamaan dengan Tekanan Langsung). Setelah dilakukan penekanan langsung, maka tinggikan area perdarahan lebih tinggi dari pada jantung untuk mengurangi volume darah yang mengalir ke areal luka yang menyebabkan perdarahan. Teknik elevasi ini dilakukan dengan catatan tidak terjadi fracture (Patah Tulang), karena apabila sebelum fracture tersebut di Imobilisasi, dapat mengakibatkan perdarahan yang lebih banyak lagi, dikarenakan dapat merusak jaringan disekitar fracture karena terlalu banyak digerakkan.

c. PRESSURE POINT (Titik Tekan). Apabila perdarahan sulit untuk dikontrol dengan tekhnik direct pressure (Penekanan langsung pada sumber perdarahan), lakukanlah teknik ini dengan menekan arteri besar yang mengarah ke areal sumber perdarahan. cara mencari titik arteri dengan meraba (Palpasi) dan yang lebih mudah dilakukan adalah meraba daerah pangkal, karena letak arteri tidak dalam, sehingga lebih mudah dicari dan lebih cepat. Ada beberapa titik tekan, yaitu :

Arteri Temporalis
Terletak di pangkal atas (di atas) telinga kiri dan telinga kanan kita.

Arteri Karotis
Berada di sebelah kiri dan kanan (Berjarak sekitar 2 jari) dari jakun kita.

Arteri Brakhialis
Berada di sendi siku ( Bagian dalam) tangan kiri dan tangan kanan kita.

Arteri Radialis
Berada di sendi antara lengan bagian bawah dengan telapak tangan kanan dan kiri kita.

Arteri Femoralis
Berada di bagian selangkangan atas kiri dan kanan kita.

d. PRESSURE BANDAGE. 
Cara lain menghentikan perdarahan yaitu imobilisasi dengan atau tanpa pembidaian. Pressure Bandage (Penakanan dengan menggunakan Bebatan), fungsinya akan memudahkan apabila kita melakukan sendiri pertolongan perdarahan dengan lebih dari satu sumber perdarahan. Tekniknya adalah menekan
langsung sumber perdarahan dengan menggunakan kain/ balutan steril
dan di bebat (dapat menggunakan tencocreepe atau elastic bandage). Selain itu juga dilakukan dengan torniket dan kompres dingin. (Darwis Allan, 2001 : 58-59)

Perawatan pendarahaan :
Perdarahan besar :
  • Jangan membuang waktu hanya untuk mencari penutup luka
  • Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan)
  • Pertahankan dan tekan cukup kuat
  • Rawat luka setelah perdarahan terkendali
  • Perdarahan ringan atau terkendali :
  • Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka
  • Tekan sampai perdarahan terkendali
  • Pertahankan penutup luka dan balut
  • Sebaiknya jangan melepas penutup luka atau balutan pertama
  • Perdarahan dalam atau curiga ada perdarahan dalam
  • Baringkan dan istirahatkan penderita
  • Buka jalan napas dan pertahankan
  • Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi
  • Perawatan syok bila terjadi syok atau diduga syok
  • Jangan beri makan atau minum
  • Rawatlah cedera berat lainnya bila ada
  • Bila ada beri oksigen
  • Rujuk ke fasilitas kesehatan.
(PMI, 59: 2004)


E. Sebutkan prinsip dasar dari pembidaian!


PEMBAHASAN
Tujuan dari pembidaian itu sendiri adalah :
© Mengurangi/menghilangkan nyeri dengan cara mencegah pergerakkan fragmen tulang,sendi yang dislokasi dan jaringan lunak yang rusak.
© Mencegah kerusakan lebih lanjut jaringan lunak (otot,medula spinalis,syaraf perifer,pembuluh darah) akibat pergerakan ujung fragmen tulang.
© Mencegah laserasi kulit oleh ujung fragmen tulang ( fraktur tertutup jadi terbuka).
© Mencegah gangguan aliran darah akibat penekanan ujung fragmen tulang pada pembuluh darah.
© Mengurangi/menghentikan perdarahan akibat kerusakan jaringan lunak.

0 komentar:

Posting Komentar